AKU GENERASI UNGGUL KEBANGGAAN BANGSA INDONESIA

My first writing.... Sebuah essay, yg menghantarkanku kepada lulusnya Beasiswa Unggulan pada tahun'2017 dari Kemendikbud.
Berikut adalah essay yg ku tulis. Semoga menginspirasi^_^

"Nama saya Muna Dzakiyyah, Demikian nama yang diberikan orangtua saya yang memiliki arti “Harapan Suci”. Sesuai dengan arti nama yang saya miliki yang merupakan sebuah doa, Semoga suatu saat saya menjadi generasi unggul yang menjadi kebanggan Indonesia adalah harapan saya yang akan meneruskan cita-cita nusa dan bangsa yang mampu mencurahkan setiap waktunya untuk berbagai kegiatan yang memberikan manfaat bagi diri maupun lingkungannya.
Saya merupakan mahasiswa angkatan 2016. Saya memilih jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Saya diterima di Universitas ini melalui jalur ujian mandiri dengan penuh optimisme dan terus berdoa alhamdulillah dapat diterima di Universitas ini. Oleh karena itu, saya semakin yakin dengan berkuliah disini, saya dapat berproses mengembangkan dan membentuk diri secara terus-menerus untuk menjadi generasi unggul yang berkarakter, cerdas dan kompetitif (on going formation) hal ini terjadi dalam kerangka ruang dan waktu melalui proses pendidikan.
Memilih jurusan biologi bukan berarti tidak memiliki alasan. Tentu saya memilih jurusan ini dikarenakan saya senang menekuni bidang yang saya sukai yaitu ilmu biologi. Pertama, saya adalah orang yang memiliki rasa ingin tahu yang besar  terhadap alam semesta ini. Kedua, ilmu biologi mempelajari tentang makhluk hidup seperti hewan dan manusia serta mempelajari tentang lingkungan. Hal ini membuat saya ingin mempelajari dan seakan-akan ingin menaklukkan ilmu biologi. Walaupun hal terkesan tidak mungkin, saya akan terus menerus berusaha agar bisa memperluas batas. Ketiga, dengan berkuliah di jurusan biologi UIN SGD Bandung saya berniat membagi ilmu dan memberikan pendidikan yang saya dapat di tempat kuliah kepada masyarakat di lingkungan dekat rumah saya terutama terhadap anak usia dini, hal ini dikarenakan dilihat dari kenyataan yang hingga saat ini di masyarakat lingkungan sekitar rumah saya banyak anak usia dini yang belum memperoleh layanan pendidikan. Banyak anggapan sebelumnya yang mengatakan bahwa pendidikan yang tepat diberikan kepada anak adalah pada saat anak mulai masuk usia kematangan yang siap untuk bersekolah, yaitu usia antara 5-7 tahun. Adapun sebenarnya bahwa pendidikan dimulai dari usia 0-6tahun.
Menjadi seseorang yang bisa di banggakan saya sadar tentu itu tidak bisa dijadikan sebagai tujuan, karena itu adalah sesuatu di luar kendali saya. Seberapa besar usaha yang saya lakukan belum tentu saya dapat membuat bangga orang lain, apalagi satu bangsa besar seperti Indonesia. Namun, berbeda dengan meraih pengakuan, menjadi bangsa unggulan adalah pilihan dan jalan hidup seluruh anggota dari sebuah bangsa itu sendiri. Saya mendefinisikan generasi unggul adalah generasi yang bisa menuangkan ide-ide di ranah nasional sehingga efek dari ide ini dapat terwujud secara nasional bahkan secara global, dan dapat menjadi teladan bagi banyak orang.
Di samping itu, apalah arti dari generasi unggulan jika “keunggulan” tersebut tidak dapat diteruskan ke generasi-generasi selanjutnya, maka dari itu perlu dilakukan belajar dan mengajar yang kreatif, karena selain dapat meneruskan sifat generasi unggulan ke generasi-generasi yang selanjutnya pengajar pun dapat belajar. Diakui atau tidak, belajar-mengajar memegang peran yang sangat penting dalam menyongsong masa depan yang lebih cerah. Garis hidup seseorang dapat berubah dengan melakukan dan mendapatkan pembelajaran melalui proses membuat orang dari tidak tahu menjadi tahu. Namun seperti yang kita ketahui basis pembelajaran di Indonesia masih mengandalkan sekolah formal dan pembelajaran formal yang dinilai tidak terlalu efektif, padahal pembelajaran yang baik merupakan pembelajaran yang seimbang antara pendidikan formal dan juga pendidikan non-formal. Sehingga, diperlukan suatu sistem pembelajaran yang baru yang dapat memenuhi pencapaian tersebut. Salah satunya yang merupakan dari saran saya adalah dengan menggunakan sistem pembelajaran Sains-Biologi Konservasi, dimana pada sistem ini akan membiasakan orang-orang untuk mencintai dan menjaga ilmu yang diberikan melalui simulasi ilmu yang diberikan kepada peserta didik.
Sejatinya, proses pembelajaran dimulai sejak kita dilahirkan ke dunia ini, dimulai dari ketika kita bayi hingga kita meninggalkan dunia ini. Pembelajarannya pun bermacam-macam dilakukan secara bertahap seperti mengenal, merasakan, berbicara, berjalan, dan masih banyak lagi yang tidak akan mungkin dituliskan pada Essai ini. Namun, kebanyakan orang masih menganggap bahwa proses pembelajaran ini hanya terjadi dalam proses belajar mengajar yang merupakan pendidikan formal atau sekolah yang biasanya dimulai pada usia 5 tahun dengan jenjang TK, dan kemudian berlanjut ke SD, SMP, SMA, bahkan hingga perguruan tinggi.
Dalam tahap-tahap proses pembelajaran di sekolah tersebut, terdapat ada proses yang dapat dinyatakan bahwa pembelajaran yang dilakukan berhasil, dan ada juga pembelajaran yang gagal dengan standar keberhasilan yang dimana seseorang dikatakan telah melakukan pembelajaran yang berhasil bila pembelajaran berlangsung secara kreatif, sehingga menumbuhkan minat dan motivasi yang lebih besar pada diri peserta didik agar lebih giat belajar dan terus berinovasi bagi nusa dan bangsa. Sebaliknya, dikatakan gagal jika pembelajaran yang dilakukan justru mengakibatkan menurunnya semangat belajar dan keingintahuan dari peserta didik.
Maka dari itu, dalam pembelajaran yang saya ingin terapkan di lingkungan masyarakat yang berada di sekitar tempat tinggal saya, saya akan melakukan proses pembelajaran yang kreatif dalam menyampaikan pembelajaran sehingga memenuhi target yang telah disampaikan di paragraf-paragraf sebelumnya. Kemudian muncul pertanyaan, “Bagaimana caranya untuk mewujudkan atau menciptakan pembelajaran yang kreatif?”. Caranya yakni dengan menggunakan basis pembelajar Sains-Biologi yang saya singgung sebelumnya. Maksud dari pembelajaran dengan basis Sains-Biologi ini adalah dengan lebih menekankan kepada metode atau pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran, dimana pendekatan yang dimaksud adalah dengan membangun pemikiran yang kritis dari peserta didik dan juga membangun rasa keingintahuan yang sangat besar kepada peserta didik, yang kemudian keingintahuan tersebut diimbangi dengan pengajar yang memberikan materi yang menarik dan tentu peserta didik pun ikut andil dalam mengobati rasa keingintahuan mereka. Sehingga dengan cara seperti itu, peserta didik menjadi lebih bersemangat untuk mencari tahu lebih dalam mengenai ilmu-ilmu yang diberikan melalui pendidikan formal atau sekolah. Dengan ini, peserta didik diharapkan untuk terus memberikan inovasi yang baik untuk masa depan dan yang paling penting adalah terbangunnya generasi unggul yang baru yang secara kontinu diteruskan ke generasi penerusnya."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konservasi Pada Wilayah Padat Penduduk khususnya wilayah Jawa I